Day 1 (Friday, April 13th 2018)
Rencana trip yang penuh prahara dan jam terbangnya berubah ini benar benar menyita seluruh tenagaku rasanya. Berangkat dari tempat mampir yang selalu saja dari Rawamangun membawaku menuju negara yang paling kutakuti pergi sendiri. Setelah sepersekian jam menunggu Wildan di pangkalan Damri dan kami segera merger dengan Mas Try di bandara,terbanglah kami menuju Kuala Lumpur dan mendarat di KLIA 1 dengan sisa waktu transit yang lumayan. I am not into sleeping anymore, bosan rasanya merem terus. Sementara dua orang ini gegoleran di sofa panjang aku memilih untuk keliling bandara mencari apa yang bisa dieksplor. Baiklah ternyata KLIA 1 begini begini aja beda dengan KLIA 2 yang banyak jajanannya.
The full of drama trip plan and the flight schedule change absorbs all energy I have. Starts from my always starting point Rawamangun, I go to the country I fear to go alone. After hours waiting for Wildan in Damri shelter and we merge with Mas Try once we arrive in airport, now off to Kuala Lumpur and have our transit in KLIA 1. Iam not into sleeping anymore, it’s getting boring to only sleep. Meanwhile these two guys sleeping in the couch, I walk around alone wandering. Well KLIA 1 isn’t as fun as KLIA 2 whose foodcourts are various.
Oh well, ketika hampir waktu boarding dan dua orang ini kepisah pisah malah cari – carian, untung akhirnya kami ga ketinggalan pesawat karena yang satu panik udah duluan, yang dua malah ngeteh santai dan hampir ketinggalan. Maafin kita ye mas. But finally we make it on time to catch the flight to Delhi. Yeay!
Oh well, when it’s almost boarding time and we’re being separated finding one another. Luckily we didn’t miss the flight when one of us already left and the two still enjoying tea and almost missed the flight. Forgive us ye Mas. But finally we make it on time to catch the flight to Delhi. Yeay!
Tiba di Delhi ketika sudah malam dan keribetan pembelian SIM Card pun terjadi. FYI guys, di India SIM Card yang dibeli tidak bisa langsung dipakai karena butuh menunggu 3 jam untuk selanjutnya proses aktivasi. Ain’t it sad? Yes. Apalagi untuk kami yang baru pertama kali datang dan fakir koneksi internet. Terlalu malam sampai Delhi dengan keskeptisan kami pada orang orang karena konon katanya kang tipu banyak sekali. Lari larian sambil membawa baggage dan pesan taksi eh aku lupa minta kembalian pas beli SIM Card dan dimarahin si Wildan. Ya Tuhan galak amat si temen ngetrip wa. Akhirnya setelah eyel eyelan dengan petugas bandara aku diperbolehkan masuk ke bandara untuk meminta kembalian. Dan uang kembalian pun ga serta merta dikembalikan seperti yang seharusnya dong, di sinilah kita butuh waspada. Jangan langsung percaya, cek lagi ketika kita mendapat kembalian setelah transaksi. Jangan sampe ndlenger sepertiku. SIM Card seharga 800 Rupee dan dibayar dengan uang 2000 kan harusnya kembali 1200 Rupee, tapi pegawai counter hanya memberikan 300 Rupee. Maka dari itu dicek cek lagi ya gaes, for your own good ~
Arriving in Delhi when it’s late at night and the unpractical SIM Card buying happened. FYI guys, in India we couldn’t use the new SIM Card since we need to wait for 3 hours to activate it. Ain’t it sad? Specially for us newcomers and having no internet connection. Too late arriving with our sceptism to people since many had warned us of the scams happening in the country. Running with our baggage and book the taxi eh I forgot to get the change after buying SIM Card and it got Wildan annoyed. I got scolded omg, it startled me. Finally after arguing with the security man he let me go inside and take the change. You should be careful guys since scams could happen even when buying SIM Card, the seller don’t give me immadiately but reduce the amount of the money. I should be getting 1200 in change but he gave me 300 Rupees only. So check again guys, for your own good~
Perjalanan kami menuju hostel pun tak luput dari istighfar sepanjang jalan, selain karena senggol kanan senggol kiri asal jalan klakson sana sini, kesasar sasar pun sempat terjadi. Plus supir yang tak paham arah ke hostel kami nun jauh di Karoolbagh, untung reception desk hostel kami menjelaskan arah dengan baik. Thankfully we arrive after this long noisy journey.
Our way to hostel drove me insane since the driver drove the car carelessly and we even get lost. Plus our driver didnt know the road to hostel in Karoolbagh, luckily our reception desk could explain it well. Thankfully we arrive after this long noisy journey.
Day 2 (Saturday, April 14th 2018)
Bajaj Indian Homestay tempat kami menginap ini ratingnya cukup tinggi di aplikasi aplikasi booking yang umumnya dipakai oleh para pelancong seperti booking.com dan Agoda . Dan memang stay di sini terbilang nyaman karena lokasinya di tengah kota. Sarapan yang disediakan di hostel ini standar seperti hostel pada umumnya, roti, cereal, buah, ada pula makanan India dan kita juga bisa minta dibuatkan Indian chai setiap harinya. Dan SIM Card Airtel yang kami beli pun baru diaktivasi setelah sarapan dan nunggu anggota geng jalan yang ditinggal travelmatenya, Mas Bandung.
Bajaj Indian Homestay where we sleep has high rate in booking applications such booking.com and Agoda. The stay in the hostel was nice since its location is in the city center. Breakfast menu in the hostel are various standards just like another hostel, they provide bread, cereal, fruits, even Indian food and we could request them to make Chai each day. Our Airtel SIM Card just being activated when we finished our breakfast and wait for another person whose left by his travelmate, Mas Bandung.
City trip di kota Delhi hari ini dipenuhi dengan kebisingan klakson di mana mana, like everybody greet one another with their honk. Heeey~ Destinasi kami pertama adalah Red Fort yang berlokasi dekat dengan Masjid Jami. Di tengah panasnya cuaca kota Delhi dan kejamnya polusi, alhamdulillah payungnya Arum jadi penolong wkwk. Melihat terlalu banyak pengunjung dan saking ramenya kami memutuskan hanya berkeliling ke sekitaran Red Fort tanpa masuk.
City trip in Delhi feels noisy of the horn, like everybody greet one another with their honk. Heey~ Our first destination is Red Fort located near Jama Masjid. In the middle of hot Delhi weather and pollution, alhamdulillah Arum’s umbrella saved me wkwk. Seeing too many visitors then we decided to just walk around without getting in.
Pindahlah kami menuju Masjid Jami untuk sholat Duhur, ternyata kami harus membayar 300 Rupee karena dicurigai membawa kamera dan yang kena Mas Try. Ya Allah gini amat mau numpang sholat ternyata ndak ada tempat sholat khusus perempuan juga. Plus telapak kaki terbakar karena panas dan lantai masjid yang terpapar matahari makin tambah panas. Kalung kesayangan juga hilang entah di mana, makin makin deh kudu ekstra sabar.
Moving to Masjid Jami for Duhur prayer we should pay for 300 Rupees since they think we are suspicious and well they made Mas Try pay. It’s disappointing the prayer space for woman is nowhere to be found. Plus my feet got burnt and the mosque being hotter than ever. And I lost my necklace somewhere I couldnt find it.
Perut keroncongan membuat kami makan ke kedai makan terdekat, setelah frustasi dan bingung sendiri cara menjelaskan ke penduduk lokal yang nda ngerti ngerti. -___- Aku kudu piye jal. Akhirnya kami ngemil ayam goreng tepung untuk sekedar mengganjal perut yang terlanjur lapar ini sambil mencari alternatif mau kemana lagi.
Empty stomach forced us to eat in the nearest food stall, after being frustated and confused how to explain to local seller who couldn’t understand. What should I do -__-. Finally we eat fried chicken while looking for another alternatives.
Keliling kota kami memilih naik Uber dan bajaj tergantung jarak dan pas waktu itu dapet mana duluan. Nah tujuan kami selanjutnya ke Humayyun’s Thomb yang merupakan spot wisata terkenal di Kota Delhi. Baiklah kami udah jauh jauh eh ternyata ada renovasi dan mood sudah naik turun, ditambah hidungku tiba tiba mimisan parah. Lemah kamu siswa! =,= Akhirnya kami ke destinasi selanjutnya yaitu India Gate, monumen kembaran Simpang Gumul Kediri dan Arc De Triomphe nya Paris ini ramai pengunjung. India Gate ini merupakan monumen yang bersejarah bagi para para pejuang korban perang di India selama masa penjajahan Inggris. Nyore nyore di monumen yang terlalu ramai ini lebih enak dinikmati dengan duduk duduk menikmati segelas chai hangat.
We choose Uber and bajaj for the city trip based on what we got first. Nah our next destination is Humayyun’s Thomb which is on eof famous landmark in Delhi. We’ve gone that far distance but there’s renovation and my mood’s gone already, plus my nosebleed getting worse. What a weak! =,= Then we’re heading to our next destination, India Gate, the sibling of Simpang Gumul Kediri and Arc De Triomphe in Paris which is totally crowded. India Gate is a historical monument for Indian war during British colony. Enjoying sunset in the overcrowded monument feels better when there’s warm Chai.
Karena sudah semakin sore dan tujuan utama berbelanja belum tercapai pergilah kami ke Chadni Chowk Market. Naik Uber empet empetan berempat, sampailah kami di persimpangan jalan yang salah, setelah naik bajaj lagi dan ga diturunkan di pasar yang seharusnya jalanlah kami menyusuri pasar pasar India ini. Bahagianya sepanjang jalan banyak toko kain dan pernak pernik, ada pula kedai makanan dan minuman yang menjual chai. Aku lebih memilih jalan bareng Mas Try karena yakali aku jalan sendirian wong ke sini aja takut bukan maen. Sementara Wildan jalannya kebangetan cepetnya bersama Mas Bandung. Pergilah aku ke toko kain untuk membeli sari, sekalian milih kain untuk istrinya Mas Try. Ya Lord, banci foto amat uwe cobain kain kain sari sambil belajar how to wear it in one minute ~
Since it’s getting late and our main purpose to shop hasn’t been done, we move to Chadni Chowk Market. Four of us ride uber and the car dropped us in the wrong place, ride bajaj again and we walk market to market then. So happy to see souvenirs and textile shops along the way, there’s also food stall and drink stall that sells chai. I prefer to walk along with Mas Try since I’m way too scared of going. While Wildan walks too fast with Mas Bandung. I go to the textiles shop to buy saree and Mas Try buy for his wife. Ya Lord, I learn how to wear saree in one minutes and keep taking pictures.
Setelah cari carian karena ga mungkin split rombongan, pulanglah kami berempat ke hostel naik bajaj. Again ~ Menerjang kemacetan kota, melewati daerah yang banjir, klakson yang makin menambah senewen baiklah kami sampai di area Karoolbagh. Makan McD sebegini bahagianya karena makanannya enak dan tehnya seger. Hamdalah pulang badan capek dan harus beberes karena besok melanjutkan flight ke Leh.
Since it’s not possible to split the group, four of us go back to hostel riding bajaj. Again~ Going through the traffic jam, passing through the floody area, the horn add more stress to us until Karoolbagh area. Eating McD made us totally happy since the food is tasty and the tea’s fresh. Hamdalah we go back for clean up since we’re gonna go to Leh tomorrow.
See me in the next part ~
Cheers,
Travelanggi
wuaaah keren ini pengalaman nya kak. dulu sempat pengen ke kolkata. yaa mpun untung gk jdi ya krn dulu smpt mau nekat pergi sndirian. hehehe. seribet itu ya kak dsana.
Setelah membaca ini, saya menyimpulkan bahwa ke Delhi ini lebih baik pakai tour saja supaya terhindar dari scam oleh merchant lokal, izin untuk masuk pakai kamera, akomodasi untuk sholat, dan risiko menghadapi supir taksi yang tidak paham lokasi penginapan.
Wow, pengalaman yang mengesankan ya, Mbak. Untung perginya ada temennya ya, jadi nggak bete sendirian kalau terjadi hal yang nggak menyenangkan. Jadi nggak sabar baca part selanjutnya.
Waktu buka postingan ini mata saya langsung tertuju di bulan April saya kira April kemarin ternyata sudah 2 tahun lalu tapi tentunya perjalanannya ini berkesan sekali ya Mbak. Seru juga bisa traveling ke India gitu, meski ada pengalaman yang kurang mengenakkan ya terutama yang di Masjid Jami itu.