Sebuah perjalanan, konon katanya dapat mengungkap sifat seseorang dan sedikit banyak akan mempengaruhi caramu memandang orang yang pergi dalam perjalanan itu bersamamu. Sebagai ekstrovert, pergi dalam group adalah hal yang menyenangkan dan seru, tapi ternyata tak selalu begitu. Semua perjalanan menyimpan cerita bahagia, seru, menyebalkan, sedih, nerve wrecking atau emotionally draining dengan caranya sendiri, bagiku setiap perjalanan punya keunikannya sendiri. Semakin bertambah usia, menjadi dewasa, aku tak lagi ragu untuk melakukan hal – hal dan bepergian ke berbagai tempat seorang diri, lelah dengan yang namanya kompromi dan lebih ingin mengenal diri. Meski begitu dalam beberapa hal, pergi dalam group adalah perjalanan yang akan membawa banyak keseruan, dan dramanya sendiri.
Semakin asing dan jauh tempat yang kau tuju bersama group mu, semakin akan paham bagaimana menyikapi banyak hal yang belum pernah kau temu. Yang terlihat baik – baik saja dapat menguras emosi, yang terlihat serampangan bisa jadi malah yang paling solutif ketika menemukan masalah di perjalanan, tak ada rumus pasti ketika melakukan perjalanan bersama orang lain, yang pasti kau akan tahu setelahnya akan menginginkan orang ini atau tidak dalam kehidupanmu. Perjalanan yang ada akan selalu banyak bumbu, entah bumbu emosi atau haru, yang menguras tenaga, pikiran pun ketenanganmu dan pengalaman tak terlupa yang bisa dijadikan bahan tawa ketika telah berlalu. Bagiku perjalanan ke India lalu adalah caraku belajar dan bersyukur akan banyak hal. Aku mimisan dan drop setelah dari Delhi, kami semua tumbang satu persatu ketika road trip di utara, dan mobil kami yang terjebak salju selama tiga jam, terjebak runtuhan batu tebing dan terjebak di padang pasir dalam musim dingin, drama satu penerbangan ketinggalan yang berimbas pada kacaunya itinerary city trip kami.
Hal yang paling buruk untuk terjadi adalah ketinggalan pesawat ke Indonesia setelah kereta kami yang tidak pernah terlambat mengalami gangguan untuk pertama kalinya, aku melompat dari kereta yang masih berjalan untuk memotong jalan ke bandara dan pesawat sudah meninggalkan kami berdua. Perasaan hancur makin terasa karena harus pulang bersama tapi rasanya asing, setelah perjalanan panjang yang melelahkan fisik dan batin, pun juga kantong yang semakin kering karena beberapa hal yang terjadi. Aku belajar banyak dari perjalanan ini, negara yang menyimpan ragam pesona alam di tengah carut marutnya bagian selatan, ya