Sebelum sunrise di Punthuk Setumbu dan sehari lalu 15 tahunan peringatan hari naas yang masih akan selalu kuingat.
Sebelum sunrise ini kuibaratkan keadaanku kala itu yang masih membayangi ingatan hingga sekarang, hari yang harusnya menjadi masa menyenangkan liburan semester kenaikan kelas 4 SD tetapi berubah kelabu. Biar inget dan bersyukur, tiap tahun sengaja diperingati buat self reminder.
Setelah dua minggu diperban, rasa kecewa memuncak ketika mendapati kondisi fisik hancur dan berubah drastis. Cuma bisa meraung raung mbanting cermin dan meronta ronta nangis ke dokter minta muka dibalikin kaya dulu. Kalo inget sekarang, it feels so pathetic.
Waktu itu, harus merasakan hidup berubah 180 derajat, kena musibah bukannya disupport malah dijauhi teman SD dan dibully habis fisik dan mental. Untung keluarga mendukung biar cepet sembuh, memotivasi dan alhamdulillahnya sih diberi mental kuat biar ga gila. Sedih iya, tapi dua tahun rasanya cukup untuk memulai hidup lagi. Kadang kalo inget suka sedih sih coba dulu ga kena luka bakar sekarang masih mulus ga bocel begini, pasti masih cantik pasti ga kaya gini pasti ahsudahlah. Tapi semua musibah kan pasti ada hikmah, so let’s get real and continue living. Namanya hidup pasti mah selalu ada orang yang pros and cons. If you see me lebih keras kepala maybe that event hit me hard and changes me.
Ketika hal hal receh terjadi and I found myself upset, I think again. Udah pernah dikasih cobaan lebih berat kenapa harus nglokro sih begini doang.
Have a great Tuesday, jangan lupa lebih bahagia dan bersyukur. YOLO and let’s make it a good life!
Cheers,
Travelanggi
*originally written on July 4th,2017