Si tampan, namanya, laki – laki yang keTimur tengah-an parasnya
Tutur katanya santun, nyaris tiada cela
Pandangannya selalu tertunduk ketika bertegur sapa
Suaranya teramat lirih, nyaris tak terdengar olehku,
beda sekali dengan suaraku yang nyaris memekakkan gendang telinga
Dia terlihat datar, tapi berpapasan saja sudah membuat jantungku nyaris pindah dari letaknya
Aku lupa caranya menjadi diriku sendiri
Aku lupa terlihat normal di depannya
Selalu salah tingkah dan merah padam karena malu bertemu
Selalu membuat diri sendiri malu
Selalu bingung antara senang atau sedih bertemu
Sudah sekian bulan aku tak melihat si tampan di sekitarku
Dia hidup di daratan seberang pulau itu
Dia ada ribuan kilometer jauhnya dari tanah ku berpijak
Dia yang kabarnya kini tak pernah ku tahu
Dia yang sempat menjadi moodbooster dan moodbreakerku
Hai tampan, semoga kau bahagia selalu ~
dari wanita butiran debu..
yang tak lelahnya mendoakanmu..